Pages

20 April 2014

Menanti Kiprah Gubernur Termuda di Indonesia

SUDAH enam tahun, rekor gubernur termuda di Indonesia dipegang oleh M Zainul Majdi. Saat dilantik sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat pada 2008 lalu, pria bergelar tuan guru haji itu baru berusia 36 tahun.

Jika tidak ada aral melintang, tahun ini rekor itu mungkin akan terpecahkan oleh Ridho Ficardo, calon Gubernur Lampung, yang baru berusia 34 tahun pada Juli nanti. Dari hasil hitungan cepat, ia memenangi pemilu kada Lampung dalam satu putaran.

“Saat ini memang bukan saatnya bicara tua atau muda. Saya hanya ingin membuktikan anak muda selalu berpikir progresif sehingga akan ada perubahan besar di masyarakat,“ tutur Ridho, kepada Media Indonesia, di Bandar Lampung, kemarin.

Ia mengakui ada pandangan negatif terhadap pemimpin muda. Di Lampung, misalnya, Ridho sadar ada yang mencibirnya dengan menyatakan, “Masak kita mau mempertaruhkan masa depan Lampung kepada anak muda yang belum jelas kemampuannya.“

Ridho berjanji akan menjawabnya dengan kerja.
Pria kelahiran 20 Juli 1980 itu dikenal tidak alergi bekerja sama dengan golongan yang lebih tua. Saat maju sebagai calon gubernur pun, dia merangkul Bakhtiar Basri, Bupati Tulangbawang Barat, yang sudah berusia kepala 6.

Jauh sebelumnya, saat masih kuliah dan aktif di Pramuka, pemilik gelar doktor itu acap kali bekerja sama dengan para ajun komisaris besar yang berusia jauh di atasnya. Bahkan, saat mengikuti sejumlah perkemahan, dia ditunjuk sebagai komandan yang membawahkan perwira polisi dan perwira TNI.

“Saat itu, usia saya baru 20 tahun dan masih kuliah di Fakultas Perikanan, Universitas Padjadjaran Bandung,“ kenang Ridho.
Pergaulannya dengan perwira militer pun berlanjut saat ia mengambil jurusan intelijen di Universitas Indonesia untuk program strata dua. Selain itu, ia mengikuti kursus di Lembaga Ketahanan Nasional. Selain satu kelas dengan para letnan kolonel dan kolonel, saat menyusun tesis, bapak dua anak itu juga harus sering berdiskusi dengan para jenderal.

Biasa berorganisasi dan memimpin orang dengan level di atas dia, suami Aprilani Yustin Ficardo ini, mengaku tidak grogi lagi dalam banyak organisasi.

“Mereka menjalankan perintah saya. Karena itu, saya dituntut harus bertanggung jawab,“ tandas Ridho.
Infrastruktur Berpasangan dengan Bakhtiar Basri, Ridho mendapat dukungan dari Partai Demokrat dalam pemilu kada Lampung yang digelar pada 9 April, bersamaan dengan Pemilu Legislatif 2014. Ia harus berkompetisi merebut hati warga Lampung dengan pasangan Herman HNZainudin Hasan, Berlian Tihang-Mukhlis Basri, dan M Alzier Dianis ThabranieLukman Hakim.

Berdasarkan hitungan cepat Saiful Mujani Research and Consulting, pasangan Ridho-Bakhtiar menjadi jawara dengan mengantongi 43,66% suara. HermanZainuddin berada paling dekat dengan 32,94%, Berlian-Mukhlis 15,7%, dan di Alzier-Lukman 7,7%.

Komisi Pemilihan Umum Lampung sendiri baru akan mengumumkan hasil penghitungan manual, Kamis (17/4). Namun, dari KPU Lampung Utara, yang sudah menyelesaikan penghitungan manual menyatakan pasangan Ridho-Bakhtiar berada di peringkat pertama dengan 169.701 suara.

Pun hasil penghitungan manual yang dilakukan Lampung Institute of Governmental Studies juga menyatakan Ridho-Bakhtiar tetap unggul dengan 42,05%.

Dengan tanggung jawab besar di depannya, Ridho berjanji akan bekerja keras membangun daerah berjuluk `Bumi Ruwai Jurai' ini. “Saya bersama Bakhtiar Basri akan berkomitmen membangun Lampung dengan memperbaiki jalan dan infrastruktur. Itu yang paling utama,“ tutur alumnus Lemhanas ini.

Dia mengatakan selama berkampanye telah banyak yang disampaikan kepada masyarakat. Ia pun akan tetap berkomitmen menuntaskan apa yang ia janjikan. Dua hal lain adalah menggulirkan pendidikan dan kesehatan gratis.

Penerus tongkat estafet dari Gubernur Sjachroedin ZP ini menilai jalan dan infrastruktur penting untuk memberdayakan warga.
Dengan jalan yang baik, distribusi hasil pertanian dan pangan bisa lebih lancar sehingga ekonomi warga bisa meningkat.
“Kami akan menjunjung tinggi kepemimpinan yang memberi dan melayani masyarakat tanpa korupsi.

Kompetisi sudah usai. Karena itu, saya harus berterima kasih kepada semua kontestan karena telah memberi pelajaran politik yang baik bagi masyarakat Lampung,“ tandasnya.
(Ahmad Novriwan/N-2/MEDIA INDONESIA, 15/04/2014, HALAMAN : 10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar